BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 04 Agustus 2009

SenJata BaRu PeraNgi Flu BurUng

Ilmuan Taiwan Temukan Virus Bom

TAIPEI-Ada temuan baru dalam pengendalian penyebaran pandemi virus flu babi (H1N1).

Profesor Lin Shiming bersama para ilmuan dari National Taiwan University (NTU) berhasil mengembangan senyawa organik yang bisa membantu mengendalikan penyebaran flu babi.

Senyawa yang di namai Virus Bom itu dapat menghancurkan virus. Termasuk, virus flu babi (H1N1) maupun avian fluenza (flu burung). juga bisa menghentikan penyebaran bakteri, seperti infeksi akibat staphylococcus.

Menurut tim NTU,senyawa tersebut bisa di fungsikan untuk mencuci tangan, semprotan, atau dapat pula disatukan pada bahan-bahan seperti masker wajah untuk membunuh berbagai virus secara efektif.

pengumuman NTU itu terjadi di tengah cepatnya penyebaran virus flu babi. Lebih dari 98 ribu kasus flu babi tercatat di seluruh dunia. Di antara jumlah itu, menurut WHO (badan kesehatan PBB),lebih dari 700 orang meninggal akibat virus tersebut. Hingga kini, Tamiflu menjadi satu-satunya obat yang di gunakan membunuh flu babi dan flu burung.

Pusat Kendali Penyakit (CDC) Taiwan mengakui bahwa sejumlah uji independen di perlukan untuk memastikan efektifitas Virus Bom. Tetapi NTU mencapai kemajuan dalam riset itu. "Uji coba pada binatang tidak diperlukan karena senyawa ini hanya berfungsi pada lingkungan," kata kepala CDC Taiwan Steve Kuo kemarin (22/7). Dalam uji coba, virus yang disemprot dengan senyawa itu langsung mati.

C.K. Lee, profesor ilmu rekayara yang memimpin tim NTU, melukiskan bahan kimia Virus Bom sebagai "senyawa organik sederhana" yang di kembangkan lewat metodologi sintetis di labolatorium. Tetapi dia menolak merinci. Alasanya, tim NTU kini sedang mengajukan paten di AS dan Taiwan.

Hanya, Lee menyebutkan bahwa Virus Bom berbeda dengan antiseptik yang ada di pasar, seperti Purell. Senyawa itu secara spesifik menarget virus flu babi dan burung. "Senyawa ini mencegah virus memasuki tubuh sehingga bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh," lanjutnya.

Dalam sebuah terobosan ilmiah, ungkap dia, satu dosis Virus Bom sebanyak 30-300 ppm (parts permillion) menghancurkan virus tanpa menebabkan kerusakan pada sel-sel manusia. Senyawa itu, lanjut Lee, berpotensi dikembangkan menjadi obat yang memerlukan dosis lebih rendah daripada 3 ppm untuk bisa berfungsi pada tubuh manusia.

Para anggota tim menjelaskan, sejumlah uji coba menunjukkan bahwa senyawa tersebut bekerja lebih efektif daripada alkohol atau detergen. Sebab, Virus Bom mampu bertahan 24-48 jam pada gagang pintu keyboard, dan telepon celuller, serta bertahan sedikitnya lima menit jika di semprotkan di tangan.

Tim NTU telah mentransfer teknologi tersebut ke sebuah perusahaan obat di Taiwan. Lantas, produksi masal bisa dimulai setelah mendapatkan persetujuan dari regulator kesehatan dan lingkungan. Sebelumnya, tim NTU mengembangkan senyawa pembunuh virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome atau sindrome penyakit pernafasan akut) enam tahun lalu.

GELOMBANG PERTAMA

Penyebaran virus H1N1 (infuenza A) belum berakhir. penyebaran virus itu di perkirakan masih berada di gelombang pertama. Siklus penyebaran bisa berjalan,berhenti, dan memuncak lagi. Penyebaran virus gelombang ke dua di perkirakansegera datang.

Direktur RS Infeksi Pernapasan Sulianti Saroso Sargikin Giri putro mengungkapkan , seperti wabah pandemi lain, serangan virus H1N1 akan mengganas pada gelombang pertama ."selanjutnya, menurun. Selain itu, biasanya datang gelombang ke dua. Tapi, mudah-mudahan tidak demikian," tuturnya kemarin.

Menurut dia, bertambahnya pasien flu babi membuat pihaknya cukup kelabakan. Karena itu, kata Sardikin, pihaknya bakal lebih selektif dalam menerima pasien flu babi. "Kami akan observasi seksama. Jika butuh perawatan, ya mereka tinggal. Jika hanya gejala flu biasa,kami pulangkan," jelasnya.

( JAWA POS 23/JULY/2009 )     

0 komentar: